Saat mata mulai terpejam di malam hari.sunyi sepi,lamunanku melayang ke masa silam.dimana aku masih kecil di peluk manja oleh orang tua ku sendiri..kasih sayang serta pelukan hangat nya seakan terasa sampai sekarang ini.walau ruang dan waktu telah memisahkan kita.
Tangisan manja serta kenakalan ku dulu ternyata menjadi bahan kesedihan ku saat teringat moment itu.
Waktu dulu kenaklan ku saat suatu permintaan ku belum terpenuhi..jawaban ibunda sabar nak.bapak mu lagi keluar bekerja keras untuk kamu jajan.untuk kamu sekolah..nanti mau jalan jalan kemana??itu yg selalu di katakan ibunda sambil terlinang air mata nya..
Seorang kepala keluarga pergi pagi hari sebelum ayam terbangun pulang larut malam..tak peduli cape.lapar.ataupun malu.itulah perjuangan demi seorang anak.
Pertanyaan konyol seorang anak ingusan..kenapa sih kerja tiap hari namun gak seperti yg lain serba tercukupi dan terpenuhi.
Waktu bergulir anak ingusan beranjak dewasa.mulai faham sedikit secara teori namun teori kehidupan lebih rumit dari pelajaran matematika...lebih sulit dari rumus statistika..
Teori sudah terkuasai namun praktiknya baru akan di mulai..awal dari di uji nya kelayakan hidup manusia.
Ternyata kegundahan ku terjawab sudah.liku liku kehidupan memang tajam..keras nya benturan kehidupan sangat mematikan.
Ananda minta maaf pah mah..kini ku sadari anak mu ini betapa perih nya kalian merawat.membesarkan aku sampai aku dewasa dan menjadi seorang kepala keluaraga..
Maafkan lah anakmu yg belum bisa membalas budi jasa kalaian.karena ku sadari jasamu tak terukur oleh hitungan yg kudapat di bangku pendidikan.kasih sayang mu tak terbeli oleh segudang berlian.
Doa yg ku panjatkan buat kalian semoga sehat selalu.walapun kini anakmu yg penuh dengan dosa ini jarang untuk bertemu karena waktu yg memisahkan kita.
Kamis, 15 Oktober 2015
Kehidupan yg sebenarnya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar